Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Bahaya Penggunaan Laminasi Fiberglass

03 Maret 2022 | Maret 03, 2022 WIB Last Updated 2022-03-03T08:12:28Z

 

Belasan kapal nelayan terbakar hebat di pelabuhan Pelindo Tegal pada Sabtu, 29 Januari 2022 sekira pukul 04.30 WIB(foto: istimewa)

Kayu menjadi material kapal ikan
 di Indonesia. Hampir 90% material ini digunakan oleh nelayan di Nusantara. Selain pembuatan dan perbaikannya hanya memerlukan teknologi sederhana, juga harganya relatif murah. Kekurangan material kayu paling besar adalah sifat kayu yang mudah lapuk dan terserang organisme perusak kayu. Kapal ikan dengan material kayu mudah rusak dan dalam operasionalnya harus di perbaiki (docking) setidaknya sekali dalam 6 bulan.

Komponen biaya perawatan kapal kayu untuk kapal ikan dengan material kayu dengan ukuran LOA 20 meter, lebar 4 meter dan tinggi 1,5 meter adalah Rp 10.000.000.00 untuk setiap 6 bulan sakali. Jumlah yang cukup besar untuk nelayan kecil. Banyak dari nelayan memperbaiki kapal kayu dengan cara melaminasi dengan komposit fiberglass sebagai pelapis utamanya. Namun, kegiatan tersebut memiliki banyak kekurangan.

Penggunaan methoda laminasi resin fiberglass pada kapal kayu yang semula dimaksudkan untuk melindungi lambung kapal kayu dari kontak langsung dengan air laut ternyata mengandung beberapa kelemahan, diantaranya:

a. Lapisan resin fiberglass mudah terbakar

Dilansir dari radarsemarang.id, sebanyak 13 kapal di Pelabuhan Tegal mengalami kebakaran pada pukul 04:30, Sabtu (29/1/2022). Api cepat menyebar karena konstruksi kapal yang terbuat dari kayu dan fiber. Kebakaran kapal cepat terbakar dan cepat menjalar ke kapal lain.

b. Lapisan resin fiberglass tidak merekat kuat pada kayu

Penggunaan lapisan Resin fiberglass sebenarnya tidak merekat kuat ke permukaan kayu sehingga untuk penempelannya dibantu dengan paku yang mana menyebabkan kapal jadi berat. Akibatnya, bahan bakar jadi lebih boros. Absorbsi kayu yang terendam dalam air juga mempengaruhi berat kapal kayu yang selanjutnya akan mengurangi laju kapal ketika bergerak. Efek lain dari terendamnya kapal kayu jadi lebih cepat melapuk dan umur kapal kayu jadi semakin pendek.

c. Air laut dapat masuk di sela-sela kayu dan fiberglass

Dalam proses penempelan lapisan resin fiberglass direkatkan dengan paku ukuran 1 cm pada setiap jarak 20-30 cm. Tujuannya dari pemakuan ini adalah untuk memperkuat lapisan fiberglass pada lambung kapal sehingga tidak ada kemungkinan lapisan fiberglass terlepas dari lambung kapal kayu. Oleh karena Lapisan resin fibergalss tidak merekat kuat maka dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama bisa terjadi delaminasi atau pemisahan lapisan dimana air laut bisa masuk di sela-sela yang pada akhirnya kayu kapal bisa keropos lebih cepat. Kayu dengan kadar air yang tinggi mengakibatkan kerusakan serat dan tidak menempelnya resin pada serat dan kayu secara sempurna.

d. Pelapisan resin fiberglass harus tebal dan mahal

Pelapisan resin fibergalss juga harus tebal, dibutuhkan 6 sd 8 lapis, bila dihitung hitung jatuhnya juga mahal. Penggunaan ini membutuhkan lapisan lebih banyak dan merogok isi kantong lebih banyak.

e. Resin fiberglas bersifat kaki, mudah pecah terkena benturan

Lapisan resin fibergalss juga bersifat kaku kurang elastis atau kurang flexible sehingga gampang pecah atau cracking bila terkena benturan. Apabila pecah maka lapisan resin fiberglass harus diganti,hal ini mengakibatkan kayu terendam lebih cepat melapuk.

 

×
Berita Terbaru Update