Belasan kapal nelayan terbakar hebat di pelabuhan Pelindo Tegal pada Sabtu, 29 Januari 2022 sekira pukul 04.30 WIB(foto: istimewa)
Kayu menjadi material kapal ikan di Indonesia.
Hampir 90% material ini digunakan oleh nelayan di Nusantara. Selain pembuatan
dan perbaikannya hanya memerlukan teknologi sederhana, juga harganya relatif
murah. Kekurangan material kayu paling besar adalah sifat kayu yang mudah lapuk
dan terserang organisme perusak kayu. Kapal ikan dengan material kayu mudah
rusak dan dalam operasionalnya harus di perbaiki (docking) setidaknya sekali
dalam 6 bulan.
Komponen biaya perawatan kapal kayu untuk kapal ikan dengan material kayu
dengan ukuran LOA 20 meter, lebar 4 meter dan tinggi 1,5 meter adalah Rp 10.000.000.00 untuk setiap 6 bulan sakali. Jumlah yang
cukup besar untuk nelayan kecil. Banyak dari nelayan memperbaiki kapal kayu
dengan cara melaminasi dengan komposit fiberglass sebagai pelapis utamanya.
Namun, kegiatan tersebut memiliki banyak kekurangan.
Penggunaan methoda laminasi resin fiberglass pada kapal kayu yang semula
dimaksudkan untuk melindungi lambung kapal kayu dari kontak langsung dengan air
laut ternyata mengandung beberapa kelemahan, diantaranya:
a. Lapisan resin fiberglass mudah terbakar
Dilansir dari radarsemarang.id,
sebanyak 13 kapal di Pelabuhan Tegal mengalami kebakaran pada pukul 04:30,
Sabtu (29/1/2022). Api cepat menyebar karena konstruksi kapal yang terbuat dari
kayu dan fiber. Kebakaran kapal cepat terbakar dan cepat menjalar ke kapal
lain.
b. Lapisan resin fiberglass tidak merekat kuat pada kayu
Penggunaan lapisan Resin fiberglass sebenarnya tidak merekat kuat ke
permukaan kayu sehingga untuk penempelannya dibantu dengan paku yang mana
menyebabkan kapal jadi berat. Akibatnya, bahan bakar jadi lebih boros. Absorbsi
kayu yang terendam dalam air juga mempengaruhi berat kapal kayu yang
selanjutnya akan mengurangi laju kapal ketika bergerak. Efek lain dari
terendamnya kapal kayu jadi lebih cepat melapuk dan umur kapal kayu jadi
semakin pendek.
c. Air laut dapat masuk di sela-sela kayu dan fiberglass
Dalam proses penempelan lapisan resin fiberglass direkatkan dengan paku
ukuran 1 cm pada setiap jarak 20-30 cm. Tujuannya dari pemakuan ini adalah
untuk memperkuat lapisan fiberglass pada lambung kapal sehingga tidak ada
kemungkinan lapisan fiberglass terlepas dari lambung kapal kayu. Oleh karena
Lapisan resin fibergalss tidak merekat kuat maka dalam jangka waktu yang tidak
terlalu lama bisa terjadi delaminasi atau pemisahan lapisan dimana air laut
bisa masuk di sela-sela yang pada akhirnya kayu kapal bisa keropos lebih cepat.
Kayu dengan kadar air yang tinggi mengakibatkan kerusakan serat dan tidak
menempelnya resin pada serat dan kayu secara sempurna.
d. Pelapisan resin fiberglass harus tebal dan mahal
Pelapisan resin fibergalss juga harus tebal, dibutuhkan 6 sd 8 lapis,
bila dihitung hitung jatuhnya juga mahal. Penggunaan ini membutuhkan lapisan
lebih banyak dan merogok isi kantong lebih banyak.
e. Resin fiberglas bersifat kaki, mudah pecah terkena benturan
Lapisan resin fibergalss juga bersifat kaku kurang elastis atau kurang
flexible sehingga gampang pecah atau cracking bila terkena benturan. Apabila
pecah maka lapisan resin fiberglass harus diganti,hal ini mengakibatkan kayu
terendam lebih cepat melapuk.