Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Wajah Baru Pendopo Agung Majapahit

14 September 2022 | September 14, 2022 WIB Last Updated 2022-09-14T02:24:51Z
Pendopo Agung Majapahit Pendopo Agung terletak di Dusun Ngelinguk, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan. Wajah baru Pendopo Agung Majapahit penuh warna. Beberapa kali mengalami renovasi, mulai dari bangunan Pendopo hingga nuansa yang diusung lebih berwarna daripada sebelumnya.
Mulai dari gapura depan yang hendak memasuki kawasan Pendopo Agung, yang semula berwarna hitam batu, kini berwarna oren bata. Hal ini dimaksudkan agar bangunan gapura tetap terjaga dengan mempertahankan nuansa majapahit yang asri.
Sebelum memasuki kawasan Pendopo Agung di halaman depan terdapat penangkaran rusa. Rusa tersebut dibawah oleh personel kodam dari Kediri. Rusa tersebut dimaksudkan sebagai sarana hiburan bagi pengunjung Pendopo Agung Majapahit yang sedang menikmati duduk bersantai.
Dahulu Pendopo Agung Majapahit memiliki nuansa yang berbeda dengan sekarang. Mulai dari warna batu pada Gapura hingga seluruh warna pada bangunan yang ada di dalamnya. Sebelum mengalami beberapa renovasi beginilah potret Pendopo Agung Majapahit.
Potret Pendopo Agung Majapahit Lama, Sebelum Renovasi.

Dibangun oleh Kodam V Brawijaya melalui Yayasan Bina Mojopahit pada tahun 1964 sampai 1973. Arsitektur bangunan Pendopo Agung berbentuk joglo, yang tiang utamanya (soko guru) beralaskan umpak batu (Watu Umpak) peninggalan Kerajaan Majapahit.
Memasuki gerbang depan gapura pendopo yang di design khas sebagai gerbang kerajaan majapahit (wringin lawang) yang dahulu berwarna hitam bertekstur batu kini berubah menjadi berwarna oranye bata senada dengan pagar yang mengelilingi kawasan pendopo agung majapahit ini.
Setelah memasuki kawasan pendopo agung majapahit disambut dengan patung yang merupakan gambaran sosok raden wijaya. Patung ini sebagai wujud simbolis penobatan Raden Wijaya sebagai Raja Majapahit. Menurut Kidung Harsa Wijaya, penobatan tersebut terjadi pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka, atau bertepatan dengan 12 November 1293.
Pada bagian belakang terdapat dinding dengan relief yang menceritakan sejarah Majapahit. Bangunan Pendopo ini berdiri di atas situs yang diyakini sebagai tempat pembacaan Sumpah Palapa oleh Patih GajahMada. Selain umpak batu untuk alas soko guru, di komplek ini juga dijumpai situs peninggalan Majapahit, berupa patok batu yang diduga sebagai tempat mengikat gajah.
Wisata Edukasi Hewan Hiasi Halaman Depan Pendopo Agung Majapahit
Potret Wisata Edukasi Hewan Rusa di Halaman Pendopo Agung Majapahit
Demi menambah daya tarik para pengunjung, Kodam V Brawijaya meletakkan sekitar 15 ekor Rusa di halaman depan Pendopo Agung Majapahit. Selain Rusa, adapun Burung Merak juga ada di Pendopo Agung Majapahit.
Selain itu pengunjung juga disediakan pakan untuk Para Rusa, berupa Wortel dan Kangkung. Hal ini tentunya menjadikan Pendopo Agung Majapahit sebagai tempat wisata sekaligus edukasi.
Sebelum memasuki wilayah Pendopo Agung Majapahit mata pengunjung disuguhi hamparan taman bunga disebelah kanan halaman sebelum memasuki wilayah Pendopo Agung Majapahit.
Patung Gajah Mada Simbolis Sumpah Palapa
Potret Patung Gajah Mada
Gajah Mada merupakan Mahapatih Kerajaan Majapahit yang terkenal akan Sumpah Palapa-nya. Sumpah ini diucapkan Gajah Mada ketika diangkat menjadi Patih Amangkubhumi pada tahun 1258 Saka (sekitar tahun 1336 Masehi).
Dalam kitab Pararaton, yang masih menggunakan teks Jawa abad Pertengahan, terdapat teks lengkap 'Sumpah Palapa' yang diucapkan oleh Gajah Mada. Teks tersebut berbunyi:
"Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa. Lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa,"
Yang artinya kurang lebih adalah sebagai berikut, 'Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa'.
Pohon Beringin Sebagai Tonggak Wujud Pengayoman
Pohon Beringin dipercayai sebagai simbolis pengayoman bagi masyarakat setempat khususnya wilayah sekitar Pendopo Agung di Dusun Nglinguk, Desa Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Pohon Beringin yang berada di Kawasan Pendopo Agung itu diperkirakan berusia lebih dari 50 tahun.
Pohon Beringin tua tersebut beberapa kali tumbang dikarenakan berbagai macam faktor. Pohon Beringin yang dipercaya sebagai simbolis pengayoman, ketika tumbang justru dipercayai sebagai teguran dari para leluhur.
Kabut Putih Selimuti Kawasan Pendopo Agung Majapahit
Pak Suroto adalah sosok Juru Kunci Muda Pendopo Agung Majapahit. Menurut keterangan Pak Suroto kabut putih yang menyelimuti Kawasan Desa Trowulan khususnya disekitar Pendopo Agung tidak pernah pupus. Meski berganti musim, baik musim penghujan maupun musim kemarau kabut putih tersebut tidak pernah benar- benar pupus, yang notabene Desa Trowulan sendiri jauh dari Pegunungan.

×
Berita Terbaru Update